Friday 6 April 2018

Kompromi Selera

Orang lain mungkin beranggapan aku terlalu dini saat tulisan ini dibuat. Ya karena kami baru menginjak 3 tahun bersama.

Bukan menasehati hanya menuangkan hasil observasi selama ini.

Menikah itu selain cinta ada komitmen, selain komitmen ada kompromi. 

Ya, kompromi selera.

Dia penikmat kopi, sedangkan aku tidak bisa minum kopi. 

Solusinya kalau pergi ke tempat ngopi ya harus ada cokelat/susu. 

Kami suka buku, kalau ke toko buku kami berpencar mencari buku masing-masing bertemu di kasir (tetep dia yang bayar).

Dia bisa menghabiskan waktu untuk game online, aku bisa menghabiskan paket internet untuk menonton serial korea/barat. 

Solusinya aku mengganggunya saat main atau dia download serial yang aku mau.

Musik apalagi, playlist-nya berisi lagu indie sedangkan aku lagu 90an & lagu kekinian yang penyanyinya ganteng. 

Solusinya ya berkabar kalau ada event/muncul di TV atau saat rilis lagu baru.

Di antara perbedaan di atas, kami menertawakan hal yang sama tanpa perlu diceritakan di mana letak lucunya, ternyata selera humor kami yang sama.